|
|
|
|
|
|

Tuesday 28 April 2009

Diajak Acil Bimbo Membela Manohara: Marissa Haque

Ya Allah, Ya Rahman, Ta Rahiiiim… terus menerus warga Indonesia mendapatkan perlakuan tidak seimbang dan terjadi pelanggaran HAM dimana-mana! Sebagai warga Indonesia diluar negeri kita memang harus memiliki ketangguhan lain selain daya tahan dibawah ketidakramahan masyarakat setempat dan penghinaan bahwa kita rakyat Indonesia berada dalam kondisi sebuah negeri terpuruh dalam banyak hal belakangan ini! Terkejut saya menerima sms dari Kang Acil Bimbo dari Bandung – kami bersaudara ipar karena Kang Acil Bimbo adalah sepupu Gilang Ramadhan suami Shahnaz Haque adik bungsuku – yang menegur saya dengan cara budaya Sunda yang halus namun ‘menukik.’ Beliau menanyakan kepada saya kenapa saya tidak bereaksi atas kejadian mantan model Indonesia indo Perancis yang dinikahi oleh salah seorang ‘darah biru’ Malaysia di Malaysia. Namun hati ini sangatlah gundah karena bungsu kesayanganku dan Ikang suamiku, masih kuliah di Malaysia dan masih perlu menyelesaikan sisa kuliah selama 2 (dua) tahunan lagi di kota Cyber Jaya, Malaysia.


Ingin Membela Manohara Namun Chikita di Malaysia

Ingin ikutan Kang Acil ke Malaysia melakukan upaya diplomasi agar Manohara dapat dipulangkan dan hidup bersama kedua orang tuanya lagi – karena saya mendengar dari berita televisi katanya Manohara tidak diperkenankan kembali ke Indonesia namun sekaligus harus menahan siksa fisik berupa irisan silet dari suami sahnya keturunan Sultan Malaysia berdarah biru itu!

Sejujurnya saya pribadi sedang merasa lelah dengan mental agak drop oleh sebab menyaksikan dengan mata kepala sendiri ratusan bahkan ribuan kejahatan delik pidana pemilu yang sekarang sedang berputar-putar didepan mata kita rakyat Indonesia.

Benar kata Mas Adhi Kaspian saudaraku wartawan Kompas representatif Provinsi Banten, bahwa elit pemerintah negeri kita sedang kepusingan sendirian mengurus bagaimana agar dapat sukses lolos kembali menjadi Presiden RI atau posisi elit lain kepemerintahan negeri ini. Yah… jadi boro-boro melirik kasus Manohara ini dengan tujuan ikhlas ingin memberi pertolongan serta jalan keluarnya!

Saya jadi ingat disaat menjadi anggota DPR RI ditahun pertama dan harus berangkat ke Malaysia bersama tim Ibu Megawati mengurus kasus Nirmala Bonat asal NTT yang disterika/disiksa habis-habisan oleh juragan rumah-tangganya. Saat itu kondisi fisik dan semanagt saya belumlah se-drop seperti hari ini ketika saya menuliskan artikel ini. Dan anakku belum/tidak ada yang bersekolah di Malaysia. Namun hari ini ditengah rasa rinduku yang sangat memuncak pada Chikita Fawzi atau Kiki nama panggilan cintanya, saya lalu menjadi kebingungan setengah mati!

Rasanya setengah hati ini ingin bersama Kang Acil menyingsingkan lengan baju terbang menuju Malaysia dan berjuang meneriakkan HAM disana atas nama harkat serta martabat bangsa Indonesia yang mandiri serta berdaulat, namun juga sisa setengah hati ini sekaligus juga sangat mengkhawatirkan ‘kalau-kalau’ ada warga Malaysia yang tahu siapa saya lalu membalas jihad saya buat Indonesia dengan bertindak anarkis dan melampiaskannya kepada Kiki anakku yang sendirian kuliah/menuntut ilmu di Malaysia.

Ya Allah…

Namun tadi maghrib, Kang Acil meng-sms saya Marissa Haque (PPP) bahwa Rieke Dyah Pitaloka (PDIP) teman artisku yang sekaligus aktivis gender yang baru saya punya baby sudah dapat dikontak untuk menggantikan saya. Nurul Arifin (PG) belum merespon sms maupun telpon Kang Acil…

Ya Allah,

Semoga ada yang terketuk dari elit pemerintahan negeri ini untuk membantu Manohara keluar dari permasalahannya. Semoga secapatnya Ya Allah… semoga…

***

No comments:

Post a Comment