|
|
|
|
|
|

Tuesday 25 August 2009

Tulisan Linda Jalil untuk Amris Fuad Hasan: Keduanya Temanku yang di Sayang Allah

Membaca tulisan tentang pak dubes yang satu ini, ingatan saya melayang ke zaman SMP. Sekelas dengan Ampi yang berseragam putih abu-abu celana pendek sedengkul, yang biasa dipanggil dari seorang Amris Hasan, sungguh menyenangkan. Ia duduk hanya dua baris di samping saya. Santun, tertawa seperlunya, agak pendiam, tetapi tekun dan cerdas. Ayahnya sudah menjabat meski belum menjadi menteri P&K waktu, tetapi Amris Hasan tidak pernah petentengan sebagaimana ‘anak pejabat di Menteng’ lain yang bersekolah di tempat yang sama, SMP Negeri I Cikini.

Saya juga teringat ketika sudah menjadi mahasiswa, hampir setiap pagi bertemu Chappy Fuad Hasan, ibu Amris di ruang dosen. Selalu menyapa dengan hangat dan seringkali melingkari tangannya ke pundak saya. “Ayo dong main ke rumah. Kamu kan teman kecil Ampi”, ujar bu dosen. Keluarga itu memang satu sama lain hangat sekali. Sampai-sampai, putra putri ini hanya memanggil ayahnya dengan “Ad” saja….

Fuad Hasan, sang menteri yang banyak sekali fansnya itu, juga sering saya ‘pelototi’ ketika asap rokok mengebul-ngebul tiada henti. Saat saya bertugas di Istana dan menyatakan ketidaksukaan terhadap rokok yang selalu ditentengnya sebelum menghadap Presiden, Fuad Hasan selalu bilang, “Hehee.. jangan tanya saya kapan berhenti. Ini kan obat, Lin!”

Ketka saya mengadakan konser Ulang Tahun umur yang semakin bertambah, saya menawarkannya untuk bermain biola di muka umum, membawakan lagu yang saya ciptakan. Lalu ia bilang, “Pertama saya ada resepsi pernikahan saudara dekat. Kedua saya sudah jompo nggak bisa sebaik dulu lagi main biola..”, sembari tertawa terkekeh-kekeh.

Kembali ke Amris Hasan. Eh.. nanti dulu….mengingat dia, mau tak mau memang saya teringat seluruh keluarga itu. Adiknya yang wanita, pemilik galeri lukisan, juga super ramah dan gesit . sekali. Paman Amris, Qadir Basalamah adalah pria bersahaja yang memang disekolahkan dan tinggal di rumah kakek saya tahun-tahunan. Adik Fuad Hasan ini tekun sekali, sampai akhirnya menjadi dirjen haji di masa lalu.

Amris Hasan, si celana pendek putih abu-abu itu tahu-tahu sudah di DPR. Tahu-tahu lagi ia sudah terbang ke New Zealand menjadi duta besar di sana. Tak heran memang. Tampan, politikus handal, temannya sejuta umat, dan kini dia memang tidak pendiam seperti dulu. Menjelang keberangkatannya menempati posisi duta besar, hampir tiap minggu saya memergokinya di toko mebel di kawasan Kemang. Dengan teliti ia memilih barang-barang, memesan model, mengukur dengan cermat. “Buat apa’an si h Mpi?”, tanya saya. Ternyata ia sedang mengisi rumah kedua orang tuanya. Meja kecil, tempat tidur, sampai hal-hal yang kecil pun diamati di toko itu. Tampaknya akhirnya ia memang memesan di tempat itu. Dasar Amris.., dia pula sendiri yang berbelanja tanaman, bunga , jauh-jauh ke pasar Rawabelong. Saya jadi teringat almarhum ayah saya. Urusan rumah tangga sampai merangkai bunga di jambangan tak luput dari perhatian. Dulu ketika anaknya muncul berturut-turut, juga ada yang kembar, saya pernah berkelakar, “Rasain lu Mpi… punya anak banyak… jadi harus urus yang baik, kerja keras, dan rangkul semuanya yaaaa!”. Dan Amris pun tertawa lebar sembari memuji-muji istrinya yang cantik, putri Faisal Abda’oe mantan dirut Pertamina itu. Saya juga sungguh berduka ketika Fuad Hasan wafat. Amris datang dari New Zealand dengan penuh duka. Rumah yang apik, yang saya bayangkan hasil penataan Amris bagi ayah bundanya, tentu akan sepi kehilangan satu penghuninya.

Belum lama ini, p ak dubes ini berkali-kali menulis di facebook, agar saya mampir ke negeri yang sedang ia tempati. Tampaknya tugas Amris di sana tak lama lagi. Semoga saja ia loncat lagi menjadi kepala perwakilan di tempat lain lagi. Buah tak jauh dari pohonnya. Fuad Hasan yang disayang banyak orang, supel bergaul, dan telah memberikan banyak kebaikan bagi negeri ini.., kelihatannya akan dan mulai diikuti oleh Amris. Semoga saja….

Read more!

Thursday 20 August 2009

Sarung NU dan Bapia Isi Keju: Kenangan dalam Kelas Bu Anita Lestari, FEB, UGM

Empat orang dosen yang mengajarku dikelas S2-ku yang ‘kesekian’ di Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Gajah Mada semuanya orang hebat, rendah hati, sangat down-to-earth, serta mampu mentransfer seluruh ilmu yang sejujurnya belum pernah saya miliki sebelumnya untuk kujadikan bekal didalam menjalani kehidupan sesungguhnya diluar kampus – didalam/diluar negeri – yang lebih sering sangat tidak ramah kepada kita semua tanpa terkecuali. Namun ciri yang menjadi diferensiasi mereka masing-masing dari keempat dosen tersebut didalam mengajar, menjadikan kenangan yang unik-berbeda bagiku. Saya akan memulainya dengan Bu Dra. Anita Lestari, MSi seorang psikolog yang mengajarkan beberapa psychology approaches untuk mata kuliah OB (Organizational Behavior).

Bu Anita yang lembut sapa tersebut mengajarkan antara lain tentang pentingnya arti beradaptasi ditempat kerja, menjembatani jurang pembeda, mampu membuat keputusan penting disaat genting, dan lain sebagainya. Juga ada beberapa pelajaran yang menyangkut ilmu system yang sebelumnya telah saya dapatkan di kelas Doktor PSL, IPB saya ulang kembali dengan pemahaman yang tentu lebih baik melalui kelas Bu Anita ini. Malah ilmuku dimasa kuliah di IPB lalu, diperkaya dengan ilmu Leadership yang merupakan style didalam sebuah management/tata kelola di UGM. Bahkan ketika saya menuliskan final individual paper kemarin, saya mengusung tentang seorang pemimpin yang wajib membantu sebuah tata kelola buntu didalam pencurian kayu hutan/illegal logging di Indonesia melalui ‘tangan besi’ kepemimpinanan hukum dalam system. Bahwa liberalisasi melalui jargon novus ordo seclorum didalam lembaran $1 US, hanya mampu di’patahkan’/dibuat lebih seimbang – sustainable development – bilamana sang pemimpin utama mempunyai visi dan misi kuat didalam decision making-nya.

Mungkin saya termasuk salah satu mahasiswi yang paling kritis dikelas. Bahkan ada sebuah kejadian lucu sehingga nama saya kerap dipanggil Bu Anita dengan julukan “Marissa si Sarung NU,” ceritanya gara-gara kami sekelas diminta untuk menebak sebuah gambar yang memiliki minimal 24 makna didalamnya. Nah, begitu sudah mencapai tebakan ke 15 kami dikelas mulai stuck dan ‘agak-agak’ mulai ‘ngaco.’ Entah dapat ide darimana saya hanya melihat dua tumpuk lilitan diatas gambar mirip nenek-nenek itu seibarat sorban yang terbuat dari kain sarung untuk sholat warna kotak-kotak hijau yang sering dipakai keluarga besar NU-ku di Jawa Timur. Spontan saja saya menjawab: “Sarung NU Bu Anita…” Tentu seisi kelas tertawa terbahak-bahak, tak terkecuali Bu Anita. Dan lengkaplah sudah setelah itu nama saya sering terpanggil dengan “Marissa Sarung NU.” Pernah juga Bu Anita saya puji kelihatan sangat manis ketika pakai jilbab warna hijau – yang memang lain dari kebiasaannya yang lebih sering didominasi jilbab putih atau coklat.

Namun ada yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup – karena yang ini tak pernah dilakukan oleh para dosen lainnya – adalah disaat beberapa kali Bu Anita hadir dikelas khusus membawakan kami Bapia isi beraneka macam rasa. Terharu-biru kami sekelas menikmati jajanan khas Yogyakarta tersebut. Dari berbagai isi yang ada didalamnya, saya menyukai yang isi keju. Sehingga biasa sering ber-email-ria dengan beliau dan ditanyakan mau dibawakan apa dari kampung halamannya, maka spontan kami dikelas mengatakan: ”Bapia Buuuuu…” Kalau sekarang saya ditanya maka akan mengatakan hal yang sama namun dengan sedikit diferensiasi: ” Bapia Isi Keju Buuuuu…” (smile).

Ah!… ngangeni memang kelas Bu Anita itu… tak sabar rasanya untuk bersegera kembali kuliah di FEB, UGM. Libur selama 3 minggu ini rasanya sungguh terlalu lama. Memang terbukti, bahwa sekolah yang baik, respectable university dengan management yang baik serta tidak korup – terkait dengan pidana pendidikan – akan membuat siapapun stakeholders didalamnya merasa betah serta ingin memberikan karya terbaik yang mampu dihasilkannya sebagai anak bangsa.

Terimakasih banyak Bu Anita yang saya sayangi… terimakasih FEB, UGM… jazakumullah khoirGod bless you all.

Read more!

Wednesday 19 August 2009

Tahun 2000 Karya Buku Pertamaku “AMINAH” Dilahirkan oleh Penerbit PT Rosda Karya

AMINAH
Oleh: Marissa Grace Haque Fawzi, PT. Rosda Karya Bandung, 2000.

Aminah adalah seorang gadis kecil berjilbab. Ia hidup didaerah kumuh yang berdebu ditepi pantai Sampur, Jakarta.

Rumah-rumah disana terbuat dari papan dan kardus bekas. Sampah menggunung. Kaleng-kaleng bekas yang sudah berkarat bertebaran disana-sini. Dicelah-celah jendela, jemuran-jemuran bergantungan menunggu kering. Sebagian lagi bergantungan diatas tali-tali yang terbentang.

Aminah tinggal bersama ibunya. Setiap hari setelah selesai sholat Subuh, mereka menerima cucian yang dititipkan oleh keluarga-keluarga kaya dari luar lingkungan mereka. Sehabis menjemur semua pakaian tersebut, Aminah pergi bermain-main kepantai didekat rumahnya. Biasanya ia bermain diantara karang-karang diatas pasir. Terkadang beberpa anak kecil lainnya bermain bersamanya. Pada kesempatan lain, ia lebih suka sendirian. Berdiam diri memandang gelombang pasang yang berkejaran menerpa karang. Dibiarkannya desir angin memainkan ujung-ujung jilbabnya.

Malam harinya Aminah berjualan kembang. Aminah mengelompokkan kembang tersebut sesuai warnanya; mulai dari warna merah muda, jingga, putih, dan ungu. Bersama Halimah sahabatnya mereka menjual bunga-bunga tersebut dijalan dekat lampu merah. Disana banyak anak-anak sebayanya bermain-main.

Malam itu tak ada bulan. Bintangpun enggan menampakka dirinya. Langit hitam pekat tertutup awan. Walaupun malam terasa panas, kedua anak itu menggigil kedinginan sampai ketulang sumsum.

Aminah dan Halimah berjalan menjajakan kembangnya. Mereka sampai disebuah jalan yang penuh dengan lampu beraneka warna. Hingar binger kendaraan bermotor dan orang-orang yang berlalu lalang.

Tercium bau garam laut bercampur bau polusi yang berasal dari knalpot kendaraan-kendaraan bermotor yang bunyinya memekakkan telinga.

Aminah dan Halimah berjalan dianata mobil-mobil. Menawarkan kembang kepada para pengendara. Ketika bunyi klakson nyaring menyentak, Aminah dan Halimah buru-buru menyingkir.

Seorang wanita tertarik membeli lima tangkai kembang. Aminah dan Halimah tidak dapat menatap wajahnya, karena hanya tangannya saja yang terjulur keluar melalui celah jendela mobil. Wanita itu memberikan uang lima ribu rupiah.

Ketika lampu berubah warna menjadi hijau, mereka berdua kembali duduk sambil menatap kendaraan-kendaraan yang melaju kencang. Lampu-lampu jalan yang bersinar sangat terang, membuat bayangan pohon disekitarnya menjadi semakin dalam. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Udara makin dingin. Malam semakin larut.

Tiba-tiba terdengar bunyi tangisan keras yang menimpali bunyi kendaraan yang berlalu lalang. Aminah tahu siapa yang menangis. Segera didatanginya suara itu.

Seorang anak lelaki menggeliat diatas pangkuan ibunya. Sang ibu menepuk-nepuk punggung sang bocah sambil bersenandung lirih sampai sang bocah tertidur.

Aminah melihat kacang rebus jualan si ibu masih menggunung, belum laku. Ah, kasihan sekali. “Apa khabar Aminah? Banyak laku jualanmu?”, sapa ibu penjual kacang rebus itu. Namanya Ibu Rimpi. “Baru sedikit,” jawab aminah.

“Anakku ini menangis terus sepanjang hari. Tapi kami tak dapat pulang dulu krtumah kalau belum dapat uang. Lihat jualanku hari ini masih sangat banyak tersisa.” Senyum ibu Rimpi terlihat sangat getir sembari menatap wajah-wajah cilik dihadapannya yang manis, jujur, dan polos serta mempunyai kulit yang halus, mata yang bening, dan senyum yang tanpa beban.

Tiba-tiba anak lelakinya menangis lagi. Maka tahulah Aminah dan Halimah bahwa anak lelaki tersebut kelaparan dan kedinginan.

Dengan uang lima ribu rupiah hasil penjualan mereka malam itu, Aminah dan Halimah bergegas membeli makanan dan minuman hangat di sebuah warung dipinggir jalan dekat tempat mereka mangkal. Uang sebanyak itu cukup untuk membeli empat gelas teh manis dan lima potong pisang rebus. “Ah, betapa mahalnya harga makana sekarang ini,” gumam Aminah.

Aminah dan Halimah membawakan makanan dan minuman itu ketempat Ibu Rimpi dan anakknya. Mereka berempat melahapnya dengan nikmat.

Tiba-tiba Aminah merasakan perutnya sakit bukan alang kepalang. “Ya Allah…apa yang terjadi dengan diriku ini?”, gumamnya. Halimah, Ibu Rimpi dan anak lelakinyapun terlihat kesakitan. Mereka semua limbung dan jatuh ketanah.

Tiba-tiba dunia terasa semakin kelam dari malam sesungguhnya. Aminah tak mampu lagi bernafas. Namun ia masih berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dalam lemahnya ia berdoa: “La ilaha Illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzalimiin.” Yang artinya ‘Maha suci Engkau, Maha Mulia Engkau, hamba ini seorang aniaya’ (doa Nabi Yunus ketika diperut ikan Paus). Tidak ada tempat lain untuk berlindung serta memohon pertolongan kecuali kepada Nya.

Aminah keracunan makanan. Semua terjadi akibat pabrik-pabrik yang tak bertanggung jawab membuang limbah di Teluk Jakarta, dilokasi Aminah didaerah Sampur. Lalat-lalt berterbangan diparit-parit dan jamban-jamban dekat rumahnya. Menghinggapi makanan dan minuman yang dibelinya, meninggalkan racun dan kotorannya disana.

“Ya Allah setelah Ayahku meninggal karena TBC dua tahun yang lalu, bagaimana nanti nasib ibuku? Siapa nanti yang akan membantunya menyucikan pakaian? Bagaimana nanti dengan nasib Halimah, Ibu Rimpi dan anaknya…?” tangis Aminah.

Tiba-tiba tercium bau semerbak, wangi sekali. Langit kelam tiba-tiba menjadi terang. “Apa yang terjadi? Dimanakah aku?” Aminah kebingungan. “Apa yang harus aku lakukan?”

Desir ombak terdengar. Semakin lama semakin keras. Kaki-kaki mungil Aminah serasa menginjak air laut ditepi pantai. Anginpun seakan membisikkan sesuatu ditelinganya.

Aminahpun teringat akan kembang yang masih digenggamnya. Dipandanginya sesaat, sampai tiba-tiba terbersit sesuatu didalam pikirannya. Dilemparkannya kembang-kembang itu dilangit.

Langit pekat berganti terang, cahaya putih bersinar, membuat bintang-bintang tampak terang benderang. Aminah melihat orang-orang berhenti bercakap-cakap. Tak ada lagi deru kendaraan yang membisingkan. Wajah orang-orang terlihat bersih dan bersinar, menebar senyum dimana-mana. Betapa tenteram, betapa indah.

Perlahan Aminah berjalan meyusuri tepian pantai, pulang kerumah. Sendirian, terlepas dari kerumunan orang banyak. Mengikuti arah sinar, nun didepan sana. Samar-samar terlihat bayangan ayahnya. Tapi Aminah merasa tak pasti. Ia terus membaca shalawat. Mengayuhkan kaki kecilnya, ia ingin menemui ibunya dirumah.

Aminah terus berjalan dibawah kaki langit yang penuh rahasia. Ditatapnya taburan cahaya yang bersinar. Bintang-bintang nun jauh disana adalah miliknya.

Cerita ini Diterbitkan oleh PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, pada tahun 2000

Read more!

Monday 10 August 2009

Ikang Fawzi Suamiku yang Pertama Kali ‘Kesengsem’ pada SBY, Saya Paling Akhir Karena Prof. Dr. Boediono

INDONESIA-ELECTION/

Ikang Fawzi Suamiku yang Pertama Kali ‘Kesengsem’ pada SBY, Saya Paling Akhir Karena Prof. Dr. Boediono.


capres-dan-latar-belakang-pendidikan-2009

Banyak yang bertanya dengan saya dikelas UGM, kenapa sih kok mengkritik terus pada kemenangan SBY-Boediono? Nggak takut kualat nanti karena mereka kan dari IPB dan UGM dan keduanya adalah para intelektual bergelar Doktor? Begitu kira-kira hampir selalu datang pertanyaan pada saya setiap mereka membaca beberapa tulisanku di beberapa blog yang saya miliki.


marissa-haque-di-acara-chappy-hakim-kompas-agustus-2009Yah… Indonesia kan sebenarnya ‘belum merdeka’, jadi mau bagaimana lagi?

prof-dr-boediono-wapres-ri-guru-besar-feb-ugm-dosen-marissa-haque-dan-ikang-fawzi1


Saya katakan kembali pada mereka bahwa kalau toh keluarga besar Fawzi dan Haque berbondong-bondong memilih pasangan nomor 2 SBY-Boed bukan berarti mereka berdua hidup diruang hampa dan bebas kritik lho… karena kita harus jujur mereka berdua bukan nabi sehingga sangat jauh dari sikap dan sifat maksum – bebas dari kesalahan duniawi seperti Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga agar mereka berdua tidak terjerumus kejurang kan sebaiknya ada orang-orang seperti saya sekarang ini atau kalau dulu seperti Doktor Denny Indrayana-lah yang pedas mengkritik namun berupaya memberikan jalan keluar yang bijaksana begituuuu…



Read more!

Kompas TV: Laporan Marissa ke KPK atas Dugaan Gratifikasi Oknum KPU dan Saksi Partai PPP

Melalui kolom Kompasiana.com ini, dari hati sanubari terdalam saya haturkan terimakasih yang tak terhingga atas kebaikan hati www.KompasTV.com dan wa bil khusus Kang Dr. H. Eggy Sudjana Pak Lawyer baik hati bermobil Jaguar yang saya turut tumpangi dari sebuah seminar ke kantor KPK kemarin. Kang Eggy yang tak mau dibayar ini adalah kakak kelasku diprogram Doktor PSL, IPB dan rekan sekader PPP … jazakumullah khoir Ya Ustadz… God bless you!

Marissa Haque Fawzi mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaporkan adanya dugaan politik uang yang dilakukan saksi partai di KPU pada Pemilu Legislatif tahap tiga kemarin.

Caleg PPP dari Dapil Jabar 1 (Kota Bandung dan Kota Cimahi) ini ditemani pengacaranya, Eggy Sujana, melaporkan Fernita Darwis dan suaminya Darwis Hamid yang diduga melakukan deal tertentu dengan oknum KPU.

Marissa mengungkapkan kecurangan Fernita yang kala itu menjabat sebagai saksi dari PPP adalah tidak segera mengumumkan nama-nama wakil rakyat yang sesungguhkanya berhak duduk di Senayan dengan alasan rahasia dan masih pertimbangan.

Akibatnya, bersama 15 orang lainnya dari partai berbeda telah kehilangan hak suaranya yang sengaja dihilangkan, dengan pembayaran sebesar Rp 1 miliar per kepala.

Istri dari Ikang Fawzi ini mengaku memperoleh bukti bahwa dari uang hasil deal tersebut, Fenita telah membeli rumah baru yang keduanya berlokasi di sekitar Bintaro, Tanggerang Selatan, Banten.

Berdasarkan bukti-bukti yang ada lainnya, Marissa berharap KPK dapat segera mengusut tuntas kasus ini yang dianggapnya sangatlah tidak fair.

Read more!

Saturday 8 August 2009

Melengkapi Tulisan Pak Prayitno Ramelan: PPP yang Semakin Terperosok

Melengkapi Tulisan Pak Prayitno Ramelan: PPP Yang Semakin Terperosok yang telah saya baca pada 6 Augustus 2009 — tertulis sampai hari ini telah terbaca sebanyak 1069 Kali – membuat saya semakin mengelus dada ketika sore tadi mendengar dari salah seorang timsesku di Dapil Jabar 1 bahwa PPP masih akan semakin terkoyak dengan akan keluarnya Pak Bachtiar Chamsah membawa gerbong Parmusinya agar dapat mandiri/independent menjadi partai yang dapat memutuskan sendiri akan bergabung dengan siapa, kapan, dan dimana. Sebagai warga baru di PPP tentu saja saya merasa sangat sedih, mengingat hampir setengah dari anggota timsesku kemarin datang dari kelompok Islam Persis, dan Parmusi. Baru yang setengah lagi pendukung NU sesuai dengan garis keturunan Mama-ku almarhumah.

Ada baiknya kelihatannya tulisan Pak Prayitno dapat dibaca oleh tamu yang empat mampir dikolomku ini yang mungkin kebetulan adalah pendukung/simpatisan PPP — partai tertua di Indonesia sampai dengan hari ini sejak didirikannya pada tahun 1974 lalu.

PPP Yang Semakin Terperosok

PPP atau Partai Persatuan Pembangunan adalah sebuah partai senior atau partai politik tua dikalangan partai politik berasas Islam maupun partai yang berbasis massa Islam. Nasib PPP pasca reformasi 1998 tampak semakin meredup. Pada pemilu 1999 PPP meraih 10,71%, pada pemilu 2004 meraih 8,15% dan pada pemilu bulan April lalu, PPP kembali makin terperosok,hanya memperoleh 5,32%, menduduki peringkat keenam dibawah Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PKS dan PAN. Penurunan perolehan suara dari tiga pemilu tersebut oleh banyak pihak dikatakan lebih banyak disebabkan karena terjadinya konflik di internal partai. Mari kita telisik partai Islam ini dengan keterperosokkannya.PPP dideklarasikan pada tanggal 5 Januari 1973, merupakan hasil fusi dari empat partai keagamaan yaitu Parmusi, Partai NU (Nahdatul Ulama), PSII (Partai Serikat Islam Indonesia), dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah). Kepemimpinan PPP sejak awal berdirinya PPP dipegang duet tokoh NU dan Parmusi, yaitu Idham Khalid (Ketua Umum Pengurus Besar NU saat itu) sebagai presiden dan Mohammad Syafaat Mintaredja (Ketua Umum Parmusi). PPP saat itu tidak berhasil menggelar muktamar. Pada pemilu 1977, PPP berhasil menguasai beberapa propinsi mengalahkan Golkar.

Pada 1979 kepemimpinan beralih ke Djaelani Naro, PPP menjadi lemah setelah menerima lambang dan asas parpol yang diputuskan Presiden Soeharto. Pada pemilu 1982 beberapa daerah PPP berhasil direbut oleh Golkar. Pada 1984 NU menyatakan kembali ke khitah, kembali terjadi konflik antara Naro dan kelompok delapan. Pada Muktamar 1989 Naro tergeser digantikan duet Parmusi dan NU, yaitu Ismail Hasan Metareum–Matori Abdul Djalil. Pada 1998 dari hasil Muktamar ke-4 Hamzah Haz terpilih sebagai Ketua Umum PPP.

Hamzah Haz memimpin dalam dua periode 1998-2003 dan 2003-2007. Hamzah menjadi Wapres sejak 2001, saat itu PPP menjadi partai yang disegani. Tetapi pada 2002 kembali terjadi konflik, Zainuddin MZ bersama beberapa tokoh PPP mendirikan PPP Reformasi sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap PPP. PPP Reformasi pada tahun 2003 berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi. Pada 2007 kepemimpinan beralih kepada Suryadharma Ali, dan kembali terjadi konflik dengan Bachtiar Chamsyah Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP. Peristiwa bermula pada September 2008, Suryadharma Ali memecat kader kesayangan Bachtiar Chamsyah di Parmusi, Irgan Choirul Mahfiz, dari kursi Sekjen DPP PPP.

Konflik antara Suryadharma Ali dan Bachtiar Chamsyah menunjukkan, PPP sejak awal nampaknya memang belum mampu mengelola perbedaan pendapat di internalnya. Bahkan, jika ditarik lebih jauh lagi, elit PPP tampak lebih mementingkan kepentingan masing-masing kelompok ditubuh partai. Persaingan unsur-unsur fusi yang pada gilirannya jelas sangat memengaruhi kinerja partai. Parpol seharusnya juga menjadi media untuk mengembangkan gagasan dan transformasi ide.

Jadi kini nampak bayangan dalam menjawab pertanyaan, ”Kenapa PPP sebagai parpol Islam tua ini terus terperosok?”

Dari beberapa fakta dan data diatas, sementara dapat ditarik kesimpulan. Pertama, partai ini tidak pernah lepas dari konflik, seharusnya partai politik juga bisa menjadi ajang pengelolaan konflik secara baik. Kedua, karena tetap adanya persaingan unsur fusi, inilah sumber konflik yanng tidak pernah tuntas diselesaikan. Ketiga, lemahnya kepemimpinan partai, yang seharusnya partai politik justru menjadi wadah proses rekrutmen kepemimpinan. Nah, melihat trend penurunan perolehan suara PPP yang stabil sejak 1999-2004 (2,56%) dan 2004-2009 (2,73%), maka apabila kondisi ini tidak cepat diatasi, kemungkinan perolehan suara PPP pada 2014 hanya akan mencapai perolehan suara sekitar 2,7% saja.

Kini muncul pertanyaan baru. Dari fakta-fakta tersebut diatas, apakah juga merupakan gambaran bahwa parpol Islam dengan gaya dan pemikiran lama tidak menarik lagi bagi rakyat kita? Apakah para konstituen telah terpengaruh dengan arus globalisasi, reformasi dan demokrasi kebebasan yang kini marak? Semuanya ini patut untuk diteliti lebih lanjut bagi para elit PPP kalau masih tetap ingin eksis sebagai parpol Islam di Indonesia. Apabila kondisi yang melilit parpol ini tetap dibiarkan, diperkirakan pada pemilu 2014 bukan tidak mungkin PPP tidak lolos dari sergapan parliamentary threshold, mengingat mulai adanya wacana PT dinaikkan menjadi 5%.

PPP pada pemilu legislatif 2009 berada dibawah PKS dan PAN. Apakah mungkin gaya kedua partai yang mengusung gaya baru tersebut mungkin lebih baik? Kita bersama mengetahui bahwa mayoritas pemilih berada ditengah, sehingga apabila PPP terus berada dipinggir dengan ide-ide dan konsep lamanya, ditambah dengan beberapa masalah yang melilitnya, makin lama jelas akan semakin terperosok. Demikian sedikit pandangan tentang PPP, partai politik tua dan senior yang semakin terperosok, sayang memang…semoga bermanfaat.

PRAYITNO RAMELAN, Guest Blogger Kompasiana

Tags: ,



Read more!

Sebelum Faham Ekonomi Syariah Kenali Dahulu Konvensionalnya: Marissa Haque di FEB, UGM

Pada koridor strategi keuangan ekonomi rente/konvensional dunia – termasuk tunai dan properti — dipengaruhi oleh apa yang terjadi di pasar modal mereka. Pasar modal tersebut telah menahun berfungsi sebagaipenentu arah ekonomi global.

Sedikit ingin urun rembuk terkait mensosialisasikan prinsip aktivitas ekonomi yang lebih aman didunia serta akhirat, dengan segala kerendahan hati ingin rasanya saya berbagi pengetahuan melalui hal umum terlebih dahulu pada praktek ekonomi konvensional di Indonesia, dan setelahnya bersegera masuk pada inti mengapa harus dan wajib kita semua menoleh pada alternatif kegiatan jual-beli yang dirahmati Allah SWT Azza wa Jalla. Tulisan ini hanyalah sepenggal paper home work pada kelas Financial Management di Fakultas Ekonomi Bisnis, UGM, dimana belakang waktu ini saya menghabiskam jam-jam yang menegangkan sembari menunggu KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI terkait dengan KEPUTUSAN PUTARAN KE 3 LEGISLATIF DPR RI. Semoga ada keberkahan dan mencerahkan… Bismillaaah…


Pasar Modal, IPO, Bursa Saham dalam Ekonomi Konvensional Indonesia

Didalam sebuah manajemen perusahaan, umumnya upaya untuk mendapatkan modal kerja berasal dari dari bank atau sumber pemberi pinjaman finansial lainnya. Namun, modal yang berasal dari kepemilikan saham lebih disukai secara umum didunia. Dengan alasan bahwa begitu saham dikeluarkan dan dibayarkan oleh investor awal, dana yang masuk menjadi milik perusahaan selamanya. Perusahaan tidak perlu melakukan langkah umum yang biasanya dilakukan didalam sebuah manajemen perusahaan, semisal: (1) membayarkan kembali modal usaha; (2) tidak perlu membayar bunga; (3) juga tidak ada kewajiban untuk membayar dividen – tentunya akan sangat baik bagi sebuah perusahaan semisal membayar dividen dua atau tiga kali didalam setahun namun tidak ada keharusan didalamnya.

IPO (Initial Public Offering)

Proses dimana sebuah perusahaan akan masuki bursa saham disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Langkah ini merupakan sebuah langkah yang boleh dikatakan rumit, sehingga diperlukan pemahaman yang medalam bagi perusahaan yang merencenakannya. Langkah yang wajib difahamai terkait permasalahan: (1) perlu biaya; (2) melibatkan ahli hukum; (3) melibatkan akuntan; (4) menghadirkan investment bankers; (5) menyediakan spesialis public relation/relasi publik.

Bila posisi kita adalah sebagai seorang calon investor, kita dapat memulainya dengan mendapatkan dokumentasi dari perusahaan yang bersangkutan dalam bentuk prospektus. Sebuah prospektus biasanya berisi: (1) detail informasi terkait dengan perusahaan tersebut; (2) termasuk juga berikut kinerja masa lalu dan prospek ke depannya; tak lupa termasuk (3) proyeksi keuntungan yang mungkin akan didapatkan; (4) laporan keuangan lengkap; (5) rekam jejak para direksi dan komisaris; (6) paket remunerasi dari direksi dan komisaris; (7) para penasehat yang terlibat dalam proses IPO.

Membeli saham melalui IPO biasanya lebih murah, karena pada umumnya perusahaan meletakkan harga saham dibawah harga sebenarnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu tekni/strategi agar segera terjadi kenaikan pada hari pertama penjualan di bursa saham sehingga mampu memberikanimage positif. Selain itu biasanya para agent/dealer saham perusahaan akan memilih waktu ketika kondisi perusahaannya baik untuk IPO. Perusahaan yang sudah dapat melakukan IPO dapat mengeluarkan lebih banyak saham dikemudian hari. Dalam proses tersebut biasanya disebut sebagai right issue, yang memberikan hak pada para pemegang saham terdaftar untuk membeli saham dengan rasio tertentu terhadap jumlah saham yang telah dimilikinya pada saat tertentu itu.

Faktor Fundamental dalam Menganalisa Saham

Kebanyakan investor melihat faktor fundamental perusahaan sebelum melakukan investasi. Termasuk dalam faktor fundamental adalah keadaan ekonomi secara umum seperti: (1) tren di industri tertentu; (2) tingkat suku bunga; (3) nilai tukar mata uang asing; (4) kinerja perusahaan yang meliputi laporan keuangan, produk-produk yang dihasilkan, manajemen perusahaan serta banyak lagi faktor-faktor bisnis dan keuangan lain.

Secara umum, faktor di pasar saham sifatnya relatif. Karenanya didalam menganalisa angka kita diwajibkan untuk membandingkannya dengan angka yang lain yang sejenis dan dalam kurun waktu yang sama pula. Semisal, bila kita melihat keuntungan sebuah perusahaan sekitar 10 %. Nah, untuk mengetahui apakah 10 % itu baik, rata-rata atau buruk, kita perlu melihat kinerja perusahaan secara umum serta keuntungan perusahaan pesaing lainnya yang sejenis. Sehingga bila informasi yang didapatkan dari upaya membandingkan tersebut mendapatkan rata-rata keuntungan perusahaan sekitar15 % sementara pesaing utama perusahaan tersebut keuntungannya berada disekitar 20 %, maka dapat disimpulkan sementara waktu bahwa saham tersebut berasal dari sebuah perusahaan dengan kinerja buruk.

Earning Per Share (EPS)

EPS biasanya digunakan, untuk melihat apakah sebuah perusahaan mengalami kemajuan atau tidak. Angka yang wajibl terebih dulu dilihat oleh para investor adalah ESP (Earning Per Share) ini, jadi jangan tersesat serta terjebak dengan melihat laba perusahaan. Karena kemungkina trik yang biasa dimainkan sebuah perusahaan adalah dengan cara mengeluarkan banyak saham baru untuk membeli perusahaan lain, sehingga seakan mampu meyakinkan melalui kenaikan laba yang meningkat tajam. Namun bilamana dibagi dengan jumlah saham yang lebih banyak itu, maka bisa jadi bahwa kemudian EPS nya jadi malah turun. Indikator dari angka EPS ini sangat tepat untuk mengukur laba yang berkaitan dengan para pemegang saham. Oleh karena angka yang digunakan adalah angka laba sesudah dipotong pajak – EAT (Earning After Tax).

Price Earnings Ratio

EPS (Price Earnings Ratio) dapat membantu kita untuk membandingkan kinerja sebuah perusahaan dari tahun ke tahun. Namun bukantidak untuk menilai sebuah perusahaan dibanding lainnya. Membagi earning dengan harga saham menghasilkan angka p/e (price earnings ratio). Angka ini biasanya dipakai untuk melihat apakah harga saham baik nilainya, sekaligus angka ini menggambarkan keuntungan bersih berapa tahun (berdasarkan nilai terakhir) yang dibutuhkan untuk menyamai harga saham. Sebagai contoh misalnya terdapat 2 (dua) buah perusahaan yang memiliki prospek yang sama, maka perusahaan dengan nilai p/e yang lebih rendah adalah yang lebih baik. Karena Perusahaan yang berkembang umumnya memiliki p/e yang lebih tinggi.

Cara Menggunakan p/e

Biasanya p/e digunakan untuk: (1) membandingkan harga saham beberapa perusahan yang memiliki prospek yang sama; (2) melihat mana perusahaan-perusahaan yang dipandang akan berkembang; (3) menentukan apakah kini waktu yang tepat untuk menjual. Beberapa investor menjual sahamnya apabila p/e nya sudah sekian persen diatas rata-rata; (4) melihat saham-saham mana yang sudah tertinggal. Angka p/e yang rendah menunjukan investor sudah meninggalkan saham tersebut.

Analisa Teknis

Sejau ini umunya banyak investor yang merasa bahwa melihat elelmen dari faktor fundamental sebagai sebuah upaya yang buang-buang waktu. Mereka sering manganggap bahwa harga akan naik bilamana jumlah pembeli saham lebih banyak datang dari penjual. Sehingga pada umunya mereka lebih melihat pada elemen analisa teknikal semata. Yaitu melihat: (1) pergerakan harga saham; (2) mencatat naik dan turun; dan (3) melihat pola. Karena memang didalam teorinya dikatakan bahwa sebuah pasar berubah didasarkan atas perubahan harapan dan intuisi para pemain. Sehingga para ’diagram analyst’ percaya bahwa diagram dari pergerakan harga saham menunjukkan emosi manusiawi dari para investor terkait semisal karakter: (1) serakah; (2) takut; (3) panik; (4) pesimistik; dan (5) optimistik. Didalam praktek pada lantai Pasar Modal, beberapa metoda analisa teknikal yang biasa digunakan adalah:

1) Relative Strength Index (RSI)

RSI membandingkan besarnya penguatan dan pelemahan harga saham untuk bisa menilai keadaan ”overbought” atau ”oversold”. Yaitu, dimana RSI adalah rata-rata harga menguat dibagi rata-rata harga melemah dalam suatu kurun waktu. Nilai RSI ada pada kisaran 1 dan 100. Suatu saham dianggap ”over bought” apabila nilai RSI nya mendekati 70 dan dianggap ”over sold” bila nilainya mendekati 30. Untuk memahami lebih lanjut, keterangan terkait dengan informasi lebih lengkap RSI dapat dilihat pada alamat web sebagai berikut:

RSI dihitung melalui rumus:

100

RSI = 100 - ———–

1+RS

2) Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisa yang pertamakali dikembangkan olehGeorge C. Lane pada akhir 1950-an. Analisa ini membandingkan posisi penutupan saham pada saat ini terhadap rentang harga batas atas dan batas bawah selama perioda yang telah ditetapkan. Beberapa informasi yang di hasilkan dari analisa Stochastic Oscillatorini adalah: (1) Informasi overbought/oversold; (2) Indikasi perubahan momentum apabila terjadi crossing; (3) divergence positif dan divergence negatif; serta (4) moving average.

3) Moving Average

Moving average adalah pergerakan harga rata-rata suatu saham dalam kurun waktu tertentu. Yang merupakan salah satu indikator yang paling populer dan sederhana, karena sangat mudah didalam pengimplementasikannya kedalam sebuah analisa. Ada banyak variasi aplikasi metode rata-rata bergerak yang digunakan dalam analisa teknikal, yaitu: (1) Simple Moving Average; (2) Weighted Moving Average; dan (3) Exponential Moving Average. Penggunaan ketiga alat indikator tersebut itu sesungguhnya sama namun hanya dibedakan didalam tingkat sensitifitasnya saja.

Beberapa aturan umum dalam analisa dimana indikator moving average dinggunakan adalah: (1)moving average Data Aktual yang bermakna signal bearish, harga akan turun; (2) moving average Data Aktual yang bermakna signal bullish, harga akan naik; (3) moving average Pendek berarti signal bullish, harga akan naik; (4) moving average Panjang berarti signal bearish, harga akan turun; (5) Titik Potong antara moving average berarti signal reversal, berarti harga akan berbalik arah.

Fasilitas yang Diperoleh Para Pemegang Saham

Setiap saham biasa mempunyai hak yang sama. Pada rapat umum pemegang saham, satu lembar saham mendapatkan satu suara. Bila posisi kita adalah sebagai seorang pemegang saham, dan kita sedang menghadiri RUPS (Rapat Umum Pemegang Sahap) tahunan, dan RUPS tersebut adalah sebuah RUPS luar biasa. Maka didalam RUPS luar biasa tersebut kita memiliki hak untuk bertanya pada kepada jajaran Direksi dan Komisaris diperusahaan mana investasi kita tanamkan.

Pada umumnya, banyak perusahaan membagikan dividennya sebanyak 2 (dua) atau 3 (tiga) kali dalam setahun. Para pemegang saham memiliki hak untuk memberikan suara terkait jumlah dividen yang akan dibagikan didalam RUPS tahunan tersebut. Namun, umumnya para pemegang saham akan menerima jumlah dividen yang sebelumnya telah ditetapkan oleh jajaran Direksi dan Komisaris perusahaan. Disaat pembagian dividen diumumkan, perusahaan menetapkan tanggal pembayaran dividen pada para pemengang saham yang terdaftar. Lebih lanjut, para Investor yang membeli saham sesudah tanggal pengumuman harus menunggu sampai periode masa berikutnya untuk mendapatkan dividen yang berapa kalinya akan disepakati selanjutnya.

Investasi Saham Reksadana

Reksadana Saham adalah cara alternatif untuk berinvestasi dipasar saham. Cara ini sangat praktis, terutama bagi para investor kecil dan bagi mereka yang tidak punya banyak waktu dan ketrampilan untuk menganalisa saham. Reksadana dirancang sebagai alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang memiliki modal dan keingingan untuk berinvestasi, namun memiliki keterbatasan waktu juga pengetahuan. Dana yang telah terkumpul di kelola investasinya oleh seorangInvestment Manager. Reksadana saham adalah reksadana yang menginvestasikan setidaknya sebesar 80% dari dana yang terkumpul di saham. Beberapa manfaat dari reksadana adalah: (1) Investor dengan dana kecil tetap dapat melakukan diversifikasi pada berbagai jenis investasi. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi resiko; (2) Membantu memudahkan investor berinvestasi di pasar modal. Menentukan saham mana yang sebaiknya di beli tidak mudah, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman; (3) Efisiensi waktu, karena dana yang diinvestasikan di reksadana di kelola oleh seorang manager investasi yang profesional, sehingga investor tidak perlu memonitor kinerja investasinya setiap saat.

Sejujurnya, pendekatan ekonomi makro dalam koridor Conventional Economy ini, Reksadana Saham memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan jenis reksadana yang lain. Namun memang dilain pihak reksadana juga memberikan nilai keuntungan yang lebih besar, bila memang edang beruntung. Besambung pada tulisan berikutnya, dengan perbandingan lebih aman, saya akan mengajak anda semua untuk lebih memahami entitas Sukuk dalam Ekonomi Syariah diIndonesia yang insya Allah lebih aman baik dunia dan akhirat.

.


Read more!