|
|
|
|
|
|

Saturday 8 August 2009

Sebelum Faham Ekonomi Syariah Kenali Dahulu Konvensionalnya: Marissa Haque di FEB, UGM

Pada koridor strategi keuangan ekonomi rente/konvensional dunia – termasuk tunai dan properti — dipengaruhi oleh apa yang terjadi di pasar modal mereka. Pasar modal tersebut telah menahun berfungsi sebagaipenentu arah ekonomi global.

Sedikit ingin urun rembuk terkait mensosialisasikan prinsip aktivitas ekonomi yang lebih aman didunia serta akhirat, dengan segala kerendahan hati ingin rasanya saya berbagi pengetahuan melalui hal umum terlebih dahulu pada praktek ekonomi konvensional di Indonesia, dan setelahnya bersegera masuk pada inti mengapa harus dan wajib kita semua menoleh pada alternatif kegiatan jual-beli yang dirahmati Allah SWT Azza wa Jalla. Tulisan ini hanyalah sepenggal paper home work pada kelas Financial Management di Fakultas Ekonomi Bisnis, UGM, dimana belakang waktu ini saya menghabiskam jam-jam yang menegangkan sembari menunggu KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI terkait dengan KEPUTUSAN PUTARAN KE 3 LEGISLATIF DPR RI. Semoga ada keberkahan dan mencerahkan… Bismillaaah…


Pasar Modal, IPO, Bursa Saham dalam Ekonomi Konvensional Indonesia

Didalam sebuah manajemen perusahaan, umumnya upaya untuk mendapatkan modal kerja berasal dari dari bank atau sumber pemberi pinjaman finansial lainnya. Namun, modal yang berasal dari kepemilikan saham lebih disukai secara umum didunia. Dengan alasan bahwa begitu saham dikeluarkan dan dibayarkan oleh investor awal, dana yang masuk menjadi milik perusahaan selamanya. Perusahaan tidak perlu melakukan langkah umum yang biasanya dilakukan didalam sebuah manajemen perusahaan, semisal: (1) membayarkan kembali modal usaha; (2) tidak perlu membayar bunga; (3) juga tidak ada kewajiban untuk membayar dividen – tentunya akan sangat baik bagi sebuah perusahaan semisal membayar dividen dua atau tiga kali didalam setahun namun tidak ada keharusan didalamnya.

IPO (Initial Public Offering)

Proses dimana sebuah perusahaan akan masuki bursa saham disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Langkah ini merupakan sebuah langkah yang boleh dikatakan rumit, sehingga diperlukan pemahaman yang medalam bagi perusahaan yang merencenakannya. Langkah yang wajib difahamai terkait permasalahan: (1) perlu biaya; (2) melibatkan ahli hukum; (3) melibatkan akuntan; (4) menghadirkan investment bankers; (5) menyediakan spesialis public relation/relasi publik.

Bila posisi kita adalah sebagai seorang calon investor, kita dapat memulainya dengan mendapatkan dokumentasi dari perusahaan yang bersangkutan dalam bentuk prospektus. Sebuah prospektus biasanya berisi: (1) detail informasi terkait dengan perusahaan tersebut; (2) termasuk juga berikut kinerja masa lalu dan prospek ke depannya; tak lupa termasuk (3) proyeksi keuntungan yang mungkin akan didapatkan; (4) laporan keuangan lengkap; (5) rekam jejak para direksi dan komisaris; (6) paket remunerasi dari direksi dan komisaris; (7) para penasehat yang terlibat dalam proses IPO.

Membeli saham melalui IPO biasanya lebih murah, karena pada umumnya perusahaan meletakkan harga saham dibawah harga sebenarnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu tekni/strategi agar segera terjadi kenaikan pada hari pertama penjualan di bursa saham sehingga mampu memberikanimage positif. Selain itu biasanya para agent/dealer saham perusahaan akan memilih waktu ketika kondisi perusahaannya baik untuk IPO. Perusahaan yang sudah dapat melakukan IPO dapat mengeluarkan lebih banyak saham dikemudian hari. Dalam proses tersebut biasanya disebut sebagai right issue, yang memberikan hak pada para pemegang saham terdaftar untuk membeli saham dengan rasio tertentu terhadap jumlah saham yang telah dimilikinya pada saat tertentu itu.

Faktor Fundamental dalam Menganalisa Saham

Kebanyakan investor melihat faktor fundamental perusahaan sebelum melakukan investasi. Termasuk dalam faktor fundamental adalah keadaan ekonomi secara umum seperti: (1) tren di industri tertentu; (2) tingkat suku bunga; (3) nilai tukar mata uang asing; (4) kinerja perusahaan yang meliputi laporan keuangan, produk-produk yang dihasilkan, manajemen perusahaan serta banyak lagi faktor-faktor bisnis dan keuangan lain.

Secara umum, faktor di pasar saham sifatnya relatif. Karenanya didalam menganalisa angka kita diwajibkan untuk membandingkannya dengan angka yang lain yang sejenis dan dalam kurun waktu yang sama pula. Semisal, bila kita melihat keuntungan sebuah perusahaan sekitar 10 %. Nah, untuk mengetahui apakah 10 % itu baik, rata-rata atau buruk, kita perlu melihat kinerja perusahaan secara umum serta keuntungan perusahaan pesaing lainnya yang sejenis. Sehingga bila informasi yang didapatkan dari upaya membandingkan tersebut mendapatkan rata-rata keuntungan perusahaan sekitar15 % sementara pesaing utama perusahaan tersebut keuntungannya berada disekitar 20 %, maka dapat disimpulkan sementara waktu bahwa saham tersebut berasal dari sebuah perusahaan dengan kinerja buruk.

Earning Per Share (EPS)

EPS biasanya digunakan, untuk melihat apakah sebuah perusahaan mengalami kemajuan atau tidak. Angka yang wajibl terebih dulu dilihat oleh para investor adalah ESP (Earning Per Share) ini, jadi jangan tersesat serta terjebak dengan melihat laba perusahaan. Karena kemungkina trik yang biasa dimainkan sebuah perusahaan adalah dengan cara mengeluarkan banyak saham baru untuk membeli perusahaan lain, sehingga seakan mampu meyakinkan melalui kenaikan laba yang meningkat tajam. Namun bilamana dibagi dengan jumlah saham yang lebih banyak itu, maka bisa jadi bahwa kemudian EPS nya jadi malah turun. Indikator dari angka EPS ini sangat tepat untuk mengukur laba yang berkaitan dengan para pemegang saham. Oleh karena angka yang digunakan adalah angka laba sesudah dipotong pajak – EAT (Earning After Tax).

Price Earnings Ratio

EPS (Price Earnings Ratio) dapat membantu kita untuk membandingkan kinerja sebuah perusahaan dari tahun ke tahun. Namun bukantidak untuk menilai sebuah perusahaan dibanding lainnya. Membagi earning dengan harga saham menghasilkan angka p/e (price earnings ratio). Angka ini biasanya dipakai untuk melihat apakah harga saham baik nilainya, sekaligus angka ini menggambarkan keuntungan bersih berapa tahun (berdasarkan nilai terakhir) yang dibutuhkan untuk menyamai harga saham. Sebagai contoh misalnya terdapat 2 (dua) buah perusahaan yang memiliki prospek yang sama, maka perusahaan dengan nilai p/e yang lebih rendah adalah yang lebih baik. Karena Perusahaan yang berkembang umumnya memiliki p/e yang lebih tinggi.

Cara Menggunakan p/e

Biasanya p/e digunakan untuk: (1) membandingkan harga saham beberapa perusahan yang memiliki prospek yang sama; (2) melihat mana perusahaan-perusahaan yang dipandang akan berkembang; (3) menentukan apakah kini waktu yang tepat untuk menjual. Beberapa investor menjual sahamnya apabila p/e nya sudah sekian persen diatas rata-rata; (4) melihat saham-saham mana yang sudah tertinggal. Angka p/e yang rendah menunjukan investor sudah meninggalkan saham tersebut.

Analisa Teknis

Sejau ini umunya banyak investor yang merasa bahwa melihat elelmen dari faktor fundamental sebagai sebuah upaya yang buang-buang waktu. Mereka sering manganggap bahwa harga akan naik bilamana jumlah pembeli saham lebih banyak datang dari penjual. Sehingga pada umunya mereka lebih melihat pada elemen analisa teknikal semata. Yaitu melihat: (1) pergerakan harga saham; (2) mencatat naik dan turun; dan (3) melihat pola. Karena memang didalam teorinya dikatakan bahwa sebuah pasar berubah didasarkan atas perubahan harapan dan intuisi para pemain. Sehingga para ’diagram analyst’ percaya bahwa diagram dari pergerakan harga saham menunjukkan emosi manusiawi dari para investor terkait semisal karakter: (1) serakah; (2) takut; (3) panik; (4) pesimistik; dan (5) optimistik. Didalam praktek pada lantai Pasar Modal, beberapa metoda analisa teknikal yang biasa digunakan adalah:

1) Relative Strength Index (RSI)

RSI membandingkan besarnya penguatan dan pelemahan harga saham untuk bisa menilai keadaan ”overbought” atau ”oversold”. Yaitu, dimana RSI adalah rata-rata harga menguat dibagi rata-rata harga melemah dalam suatu kurun waktu. Nilai RSI ada pada kisaran 1 dan 100. Suatu saham dianggap ”over bought” apabila nilai RSI nya mendekati 70 dan dianggap ”over sold” bila nilainya mendekati 30. Untuk memahami lebih lanjut, keterangan terkait dengan informasi lebih lengkap RSI dapat dilihat pada alamat web sebagai berikut:

RSI dihitung melalui rumus:

100

RSI = 100 - ———–

1+RS

2) Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisa yang pertamakali dikembangkan olehGeorge C. Lane pada akhir 1950-an. Analisa ini membandingkan posisi penutupan saham pada saat ini terhadap rentang harga batas atas dan batas bawah selama perioda yang telah ditetapkan. Beberapa informasi yang di hasilkan dari analisa Stochastic Oscillatorini adalah: (1) Informasi overbought/oversold; (2) Indikasi perubahan momentum apabila terjadi crossing; (3) divergence positif dan divergence negatif; serta (4) moving average.

3) Moving Average

Moving average adalah pergerakan harga rata-rata suatu saham dalam kurun waktu tertentu. Yang merupakan salah satu indikator yang paling populer dan sederhana, karena sangat mudah didalam pengimplementasikannya kedalam sebuah analisa. Ada banyak variasi aplikasi metode rata-rata bergerak yang digunakan dalam analisa teknikal, yaitu: (1) Simple Moving Average; (2) Weighted Moving Average; dan (3) Exponential Moving Average. Penggunaan ketiga alat indikator tersebut itu sesungguhnya sama namun hanya dibedakan didalam tingkat sensitifitasnya saja.

Beberapa aturan umum dalam analisa dimana indikator moving average dinggunakan adalah: (1)moving average Data Aktual yang bermakna signal bearish, harga akan turun; (2) moving average Data Aktual yang bermakna signal bullish, harga akan naik; (3) moving average Pendek berarti signal bullish, harga akan naik; (4) moving average Panjang berarti signal bearish, harga akan turun; (5) Titik Potong antara moving average berarti signal reversal, berarti harga akan berbalik arah.

Fasilitas yang Diperoleh Para Pemegang Saham

Setiap saham biasa mempunyai hak yang sama. Pada rapat umum pemegang saham, satu lembar saham mendapatkan satu suara. Bila posisi kita adalah sebagai seorang pemegang saham, dan kita sedang menghadiri RUPS (Rapat Umum Pemegang Sahap) tahunan, dan RUPS tersebut adalah sebuah RUPS luar biasa. Maka didalam RUPS luar biasa tersebut kita memiliki hak untuk bertanya pada kepada jajaran Direksi dan Komisaris diperusahaan mana investasi kita tanamkan.

Pada umumnya, banyak perusahaan membagikan dividennya sebanyak 2 (dua) atau 3 (tiga) kali dalam setahun. Para pemegang saham memiliki hak untuk memberikan suara terkait jumlah dividen yang akan dibagikan didalam RUPS tahunan tersebut. Namun, umumnya para pemegang saham akan menerima jumlah dividen yang sebelumnya telah ditetapkan oleh jajaran Direksi dan Komisaris perusahaan. Disaat pembagian dividen diumumkan, perusahaan menetapkan tanggal pembayaran dividen pada para pemengang saham yang terdaftar. Lebih lanjut, para Investor yang membeli saham sesudah tanggal pengumuman harus menunggu sampai periode masa berikutnya untuk mendapatkan dividen yang berapa kalinya akan disepakati selanjutnya.

Investasi Saham Reksadana

Reksadana Saham adalah cara alternatif untuk berinvestasi dipasar saham. Cara ini sangat praktis, terutama bagi para investor kecil dan bagi mereka yang tidak punya banyak waktu dan ketrampilan untuk menganalisa saham. Reksadana dirancang sebagai alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang memiliki modal dan keingingan untuk berinvestasi, namun memiliki keterbatasan waktu juga pengetahuan. Dana yang telah terkumpul di kelola investasinya oleh seorangInvestment Manager. Reksadana saham adalah reksadana yang menginvestasikan setidaknya sebesar 80% dari dana yang terkumpul di saham. Beberapa manfaat dari reksadana adalah: (1) Investor dengan dana kecil tetap dapat melakukan diversifikasi pada berbagai jenis investasi. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi resiko; (2) Membantu memudahkan investor berinvestasi di pasar modal. Menentukan saham mana yang sebaiknya di beli tidak mudah, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman; (3) Efisiensi waktu, karena dana yang diinvestasikan di reksadana di kelola oleh seorang manager investasi yang profesional, sehingga investor tidak perlu memonitor kinerja investasinya setiap saat.

Sejujurnya, pendekatan ekonomi makro dalam koridor Conventional Economy ini, Reksadana Saham memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan jenis reksadana yang lain. Namun memang dilain pihak reksadana juga memberikan nilai keuntungan yang lebih besar, bila memang edang beruntung. Besambung pada tulisan berikutnya, dengan perbandingan lebih aman, saya akan mengajak anda semua untuk lebih memahami entitas Sukuk dalam Ekonomi Syariah diIndonesia yang insya Allah lebih aman baik dunia dan akhirat.

.

No comments:

Post a Comment