|
|
|
|
|
|

Monday 15 June 2009

Marisa Haque Hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”

Bandung, 17-04-2009

SEJAK saya duduk di bangku SD, saya sudah “kenal” Marissa. Tentu saja Marissa tidak mengenali saya. Sebab, saya hanya penonton misbar di THR (Tempat Hiburan Rakyat) Panjalu, yang setiap malam Minggu memutar film. Itulah satu-satunya hiburan rakyat di Panjalu pada tahun 1980-an. Karcisnya Rp 350,-. Dan untuk mendapatkan uang Rp 350,- itu susahnya bukan main. Akhirnya hampir setiap malam Minggu, saya terpaksa harus “norobos” ke jalan ilegal untuk masuk THR. Atau sekali-kali bersembunyi di kolong panggung sejak jam 17.00 WIB. Soalnya jam segitu, THR masih dibuka, bebas untuk lalu-lalang. Biasanya setelah Magrib, barulah THR ditutup, dan hanya yang bisa membeli karcis yang diperbolehkan masuk THR. Tentu, dikejar-kejar hansip merupakan santapan biasa di malam Minggu.

Salahsatu film yang dibintangi Marisa Haque adalah “Tinggal Landas Buat Kekasih”. Meski usia saya terbilang masih anak ingusan, tetapi saya benar-benar menikmati film tersebut. Bahkan berawal dari nonton film “Tinggal Landas Buat Kekasih”, saya pun mulai bercinta dengan seorang gadis Pabuaran, yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD. Sedangkan pacar saya sudah duduk di bangku SMP… J

Potongan gambar Marissa Haque banyak tertempel di kamar saya. Selain menutupi bilik rumah yang carang, sekaligus saya pun menyukai poto-poto tersebut. Wajar kan, anak-anak suka memajang poto sama artis idolanya. Dulu, saya menyebut namanya dengan “Marissa Hakue”. Tapi kakak saya ngasih tahu, dibacanya cukup “Haq” saja, jangan “Hakue”.


No comments:

Post a Comment